Kamis, 20 Agustus 2009

Merencanakan Keuangan Bagi Keluarga Baru


DISAAT KEMERIAHAN pesta pernikahan telah usai, saat itulah kehidupan rumah tangga yang baru dimulai. Layaknya samudra, gelombang kehidupan rumah tangga tak selalu tenang, namun juga tak selalu penuh badai. Menjalankan mahligai dengan bijaksana dipercaya bisa menyelamatkan perkawinan dari amukan persoalan. Salah satunya adalah dengan pengelolaan keuangan keluarga secara baik.

Cinta monyet, adalah cinta yang bersandar pada perasaan semata, tapi cinta yang dewasa bersandar antara rasa dan perhitungan yang matang. Banyak kali pasangan muda mengatakan “saya sangat mencintaimu”, tapi mereka terkadang lupa atau mengabaikan masalah uang. Maklum saja, masalah finansial memang masih tabu dibicarakan bagi kebanyakan orang sebelum menikah. Namun jika dicermati, tidak sedikit masalah yang muncul dalam hubungan suami-istri yang terkait dengan masalah keuangan. Ada suami-istri yang mengeluhkan tidak adanya kesepakatan dalam menentukan skala prioritas pengeluaran bulan depan atau tabungan, tentang alokasi pengeluaran, hingga perencanaan cadangan keuangan, ada pula yang mengeluhkan tentang pembagian tanggung jawab antara suami istri dalam hal keuangan dan lain sebagainya. Bila dibiarkan terus menerus masalah seperti ini bisa merusak keharmonisan hubungan suami-isteri. Bahkan, bukan tak mungkin perceraian menjadi jalan pintas yang ditempuh. Menyamakan persepsi keuangan dalam mengarungi kehidupan berkeluarga adalah keharusan yang tak bisa ditawar.

Menentukan prioritas keuangan secara spesifik menjadi langkah awal yang sangat penting dalam sebuah menajemen keuangan keluarga yang bijaksana. Tujuan keuangan keluarga ini harus dinyatakan dalam nilai yang terukur serta jangka waktu pencapaiannya. Dan yang juga penting, perencanaan tujuan hendaknya realistis. Keberagaman kondisi dan situasi keuangan setiap keluarga, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam melihat strategi atau perencanaan keuangan keluarga. Anda perlu memiliki sebuah anggaran belanja keluarga. Lalu miliki juga sebuah perencanaan menabung. Lebih jauh, Anda juga perlu pertimbangan bijak dalam mengambil hutang, dan mengalokasikan dana untuk mencapai prioritas tujuan keuangan yang dimiliki.

Sebagai contoh, berikut gambaran persentasi alokasi dari penghasilan berdasarkan pengalaman dan dari beberapa buku keuangan. Persentasi ini bukan harga mati. Tentunya semakin tinggi penghasilan, akan semakin kecil persentasi untuk berbagai kebutuhan dan nilai tabungan semakin tinggi (bukan hutang yang semakin tinggi).

1 Kebutuhan rumah 25-35%
2 Listrik, telp dan air 5-10%
3 Makan 10-15%
4 Transportasi 10-15%
5 Personal 5-10%
6 Rekreasi 5-10%
7 Hutang 5-10%
8 Menabung 5-10%

Untuk membangun sebuah perencanaan keuangan dibutuhkan pola pengelolaan yang baik dan dilakukan secara disiplin. Beberapa tips praktis yang dapat Anda jadikan sebagai landasan pengelolaan uang keluarga baru Anda :
  1. Seimbangkan pendapatan dengan pengeluaran. Ingat pengeluaran bukan hanya terbatas pada pengeluaran saat ini tapi juga harus dipertimbangkan pengeluaran dalam bentuk tabungan untuk masa depan.
  2. Siapkan kebutuhan akan dana darurat yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan mendesak. Setiap keluarga harus memilikinya, dan nilainya adalah 3-6 bulan dari biaya hidup bulanan.
  3. Ingat! Jangan mudah terbuai dengan cicilan yang ringan. Karena tanpa perencanaan yang baik, hutang yang tadinya baik bisa menjadi masalah di kemudian hari.
  4. Yang terakhir adalah mengenai dana pensiun. Saat inilah seharusnya Anda berpikir mengenai kebutuhan masa pensiun. Karena Anda masih memiliki waktu yang panjang serta dalam masa produktif, jangan tunda lagi. Ingatlah, masa pensiun pasti Anda lalui.
Source : http://www.duniawedding.com/


Tidak ada komentar: